Wiljadi Tan: Prodana Bukan Sekadar Equity Crowdfunding Platform Biasa


Wiljadi Tan: Prodana Bukan Sekadar Equity Crowdfunding Platform Biasa

ILUSTRASI. Ilustrasi fintech

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan Sektor UKM di Indonesia memang sangat menjanjikan. Itu sebabnya, banyak entitas keuangan berlomba-lomba mengalap berkah dari perkembangan usaha pelaku UKM.

Salah satunya yakni platform teknologi finansial atau financial technology (fintech) urun dana PT Protemus Dana Bersama (Prodana). Platform ini membidik sektor UKM dengan kebutuhan pendanaan minimal Rp 5 miliar guna dibiayai bersama oleh para pemodal.

Saat ini Protemus Dana Bersama sedang mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Wiljadi Tan Chief Executive Officer (CEO) sekaligus pendiri PT Protemus Dana Bersama (Prodana)  mengatakan, pihaknya sedang menunggu izin operasional dari OJK. Berdasarkan POJK, persetujuan atau penolakan permohonan akan diberikan paling lama 20 hari sejak semua dokumen lengkap. 

Wiljadi mengatakan, Prodana merupakan suatu equity crowdfunding platform, yang menghubungkan antara perusahaan yang membutuhkan pendanaan dan pemodal.

"Prodana bukan sekadar platform, namun lebih sebagai komunitas investasi dimana para pelaku investasi bertumbuh bersama ke tingkat yang lebih baik,” tutur Wiljadi Tan kepada KONTAN, Selasa (16/3).

Wiljadi Tan menambahkan, Prodana memposisikan diri sebagai pre-Angel atau Venture Capital. Dalam operasionalnya nanti, Prodana hanya menggalang pendanaan bagi perusahaan yang sedang dalam tahap pertumbuhan.

Syarat utama untuk terdaftar dan bisa dibiayai oleh Prodana, perusahaan UKM tersebut harus memiliki EBITDA positif dan menggalang dana minimal Rp 5 miliar serta sudah beroperasi sejak 3-5 tahun.

Dengan membidik perusahaan yang menghasilkan keuntungan (profitable) dan memiliki EBITDA positif tersebut, diharapkan imbal hasil yang diberikan oleh penerbit akan relatif aman dan stabil. Menurut Wiljadi, para investor yang berinvestasi di Prodana akan mendapatkan bukti kepemilikan saham yang tercatat di KSEI dan umumnya akan memperoleh dividen dua kali dalam setahun.

Besarnya dividen yield tergantung dari model bisnis masing-masing usaha namun pada umumnya berkisar antara 10-16% per tahun. Adapun fokus investor Prodana adalah mereka yang memiliki kapasitas untuk berinvestasi minimal Rp 5 juta. 

“Prodana sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan KSEI pada akhir pekan lalu. Nantinya, semua saham yang tercatat dan diperdagangkan di Prodana tercatat dan terkonsolidasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia dalam satu SID (single investor identification),” ucap Wiljadi Tan.

Prodana menyasar beragam sektor UKM. Namun sebagai awalan, Prodana akan memfokuskan pembiayaan pada UKM yang berhubungan dengan lifestyle (gaya hidup), mencakup makanan, fesyen, kecantikan, kesehatan, serta pendidikan.

“Dikarenakan kami memiliki target penerbit dengan karakter tertentu, maka kami tidak menargetkan terlalu banyak penerbit. Kami lebih fokus kepada jumlah dana yang bisa dihimpun. Tahun ini kami hanya menargetkan sekitar Rp 20 miliar,” kata Wiljadi Tan. 

Prodana juga berupaya menjaga kepercayaan para investor, dengan mengembangkan metodologi verifikasi dan valuasi terhadap penerbit baik dari aspek legal, komersial dan teknologi, sehingga dapat memitigasi risiko dengan lebih baik. Selain itu, Prodana juga didukung oleh para profesional yang memiliki pengalaman panjang di pasar modal, pasar keuangan, dan teknologi informasi. 

Prodana menerapkan nilai-nilai di dalam melakukan proses bisnis, yang diterapkan lewat pendekatan nilai integrity, credibility dan transparency (ICT). Dengan menerapkan pendekatan tersebut, dalam setiap proses bisnis, kami senantiasa berusaha untuk memitigasi risiko investasi.

Namun ada beberapa risiko seperti risiko pasar, keuangan dan ekonomi yang tetap akan ada. Untuk itu sebelum memutuskan dalam berinvestasi, pemodal harus mempelajari dan memahami semua risiko yang ada,” terang Wiljadi Tan.

Wiljadi Tan menambahkan, saat ini Prodana masih fokus mendaftarkan produk urun dana berbasis saham atau ekuitas dan ke depannya akan mengembangkan pembiayaan melalui instrumen surat utang.

 


link Sumber

https://keuangan.kontan.co.id/news/wiljadi-tan-prodana-bukan-sekadar-equity-crowdfunding-platform-biasa

Share Sosmed